Sabtu, 29 April 2017

Faktor eksternal yang mempengaruhi perilau konsumen



MAKALAH  PERILAKU KONSUMEN
TENTANG
Pengaruh Faktor Eksternal Terhadap Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu


Description: http://www.fhuniskakediri.com/wp-content/uploads/2013/06/Logo-Uniska-Kediri.jpg
 







Kelompok 6
4 A-11
Oleh
NAMA
NPM
Awang Cheisa Putra P
15130210673
Handy Rohmad H
15130210706
Putri Ragil Prihatiningtyas S
15130210698
Septi Purnaning Putri W
15130210713




JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
KEDIRI
2017
Jl. Sersan sudarmaji 38 kediri 64128 Telp .(0354)684651-683243 Fax (0354)684651


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Study “pengaruh faktor esternal terhadap perilaku konsumen  kami susun ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika  Bisnis Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga kami tidak luput dari segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah ini.Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan studi membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Tak lupa juga kami ucapakan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.Untuk menyempurnakan makalah ini, kami dengan senang  hati akan menerima kritik dansaran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapatmenyempurnakan makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.




Kediri, 03 Mei 2017

      Penulis


 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar Isi ............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.2  Pengertian Perilaku Konsumen........................................................................................ 3
2..3  Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi perilaku konsumen....……………………… 3
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
3.2 contoh kasus........................................................................................................................ 9
Daftar pustaka............................................................................................................................ 10






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan  pesaing. Seorang pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan identitas perusahaan agar mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang sangat penting.
Dalam mengenal Produsen kita perlu mempelajari prilaku produsen  sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di sederhanakan. Model perilaku produsen dapat didefinisikan sebagai suatu sekema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku produsen dapat pula di artikan sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan Produsen dalam mengambil keputusan menjual dan mencari keuntungan
Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku produsen yaitu :
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan  dan keluarga. Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku produsen sangat bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perilaku produsen.
Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya. Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para produsen. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen sampai tingkat yang lebih tinggi masih ada. Beberapa produsen masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama yang besar.
. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu biasanya mereka hanya bisa membuat rekomendasi dari teman dan relasinya.
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
1.2  Rumusan Masalah
Ø  Apa manfaat dan tujuan yang diperoleh perusahaan/produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen?
Ø  Apa pengertian dari perilaku konsumen dan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ø  Masalah apa saja yang dihadapi dalam melakukan Analisis Perilaku Konsumen?
1.3  Tujuan Pembahasan
Ø  Untuk mengetahui manfaat dan tujuan yang diperoleh perusahaan/produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen.
Ø  Untuk mengetahui arti dari perilaku konsumen dan faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Ø Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering dihadapi dalam melakukan Analisis Perilaku Konsumen.
1.4  Manfaat Penulisan
Ø  Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi perusahaan guna untuk meningkatkan jumlah penjualan produk mereka.
Ø  Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman penulis tentang alasan perusahaan/produsen perlu memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan produsen/perusahaan dalam memperhatikan perilaku konsumen.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu yang mencoba mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan untuk membeli produk tertentu. Suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan dalam membeli jasa atau barang adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Kegiatan konsumen dalam mendapatkan dan menggunakan suatu produk merupakan perilaku konsumen. Perilaku konsumen menurut Swasta & Handoko (2000) didefinisikan sebagai berikut : perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung yang terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan atau aktifitas yang dilakukan individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan menggunakan barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Mempelajari perilaku konsumen tidak cukup hanya mempelajari mengenai apa yang dibeli, tetapi juga dimana (where), bagaimana kebiasaannya (how often), dan dalam kondisi macam apa (under what condition) produk tersebut dibeli.
2.2 Faktor-Faktor Eksternal yang mempengaruhi perilaku Konsumen
Prasetijo dan Ihalauw (2004) mengemukakan ada 2 (dua) faktor yang umumnya mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu hal-hal yang melekat pada diri individu itu sendiri seperti kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografik, persepsi, pembelajaran, sikap dan kepercayaan. Sedangkan faktor ektsernal berasal dari lingkungan sosial konsumen itu sendiri seperti keluarga, dan kelompok acuan; serta pengaruh pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi).  Berikut ini akan diuraikan variabel-variabel yang menjadi pokok perhatian peneliti yaitu kelompok acuan konsumen, keluarga konsumen, harga, produk, dan distribusi (tempat).
1. Kelompok Acuan
Kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pandangan pemasaran, masing-masing kelompok di mana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian dari konsumen tersebut (Sumarwan, 2002).
Menurut Salomon (1999) dalam Prasetijo dan Ihalauw (2004) kelompok acuan (reference group) adalah individu atau sekelompok orang yang dianggap memiliki relevansi yang signifikan pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan inspirasi, atau dalam perilaku konsumen. Sementara itu, Mangkunegara (2002) mendefinisikan kelompok acuan sebagai sekelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen. Namun, perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi kelompoknya tapi juga lewat kelompok lain tanpa perlu menjadi anggota kelompok itu, seperti para remaja sering meniru gaya rambut kelompok orang yang menjadi idolanya.
Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal, primer dan sekunder, kelompok aspirasi dan disasosiasi. Secara umum ada tiga pengaruh yang diberikan kelompok acuan yaitu pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai, dan pengaruh informasi.  Pengaruh normatif adalah pengaruh kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang harus dipatuhi dan diikuti. Kelompok acuan juga akan mempengaruhi seseorang melalui fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Kelompok acuan akan mempengaruhi piliihan produk atau merek dari seorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik (Sumarwan, 2002).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sumarwan (2002) ada beberapa konsumen yang berkaitan erat dengan konsumen, yaitu :
a.         Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)
Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya. Memiliki teman atau sahabat merupakan naluri dn uari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan sahabat bagi konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen, seperti kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika konsumen merasa enggan untuk membicarakan dengan orang tua atau saudara kandung.
Pendapat dan kesukaan teman seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam memilih dan membeli produk dan merek. Semakin erat persahabatan terjalin dalam hal ini semakin besar kepercayaan sesorang terhadap sahabatnya, semakin besar pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan.
b.        Kelompok Belanja (Shopping Group)
Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk yang sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya mengenai produk atau jasa yang akan dibeli. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin memberikan banyak informasi mengenai produk dan merek. Informasi ini menjadi masukan penting bagi konsumen dalam mengurangi rasa kuatir akan risiko salah dalam membeli produk.
c.         Kelompok Kerja (Work Group)
Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk atau jasa serta pemilihan merek.
d.        Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)
Perkembangan teknologi dan informasi khususnya computer dan internet telah melahirkan suatu kelompok atau masyarkat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya, yang tidak dibatasi oleh wilayah dan waktu. Melalui internet, e-mail, dan jejaring sosial, seorang konsumen memiliki akses yang luas untuk mencari masyarakat maya yang sesuai kebutuhannya kemudian bergabung dengan masyarakat tersebut. Konsumen yang menjadi anggota kelompok maya akan sering mengakses informasi untuk mengambil keputusan pembelian dan pemilihan produk. Masyarakat maya memberikan pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen.
e.         Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups)
Konsumen yang kecewa dengan pembelian produk atau jasa memerlukan kelompok yang akan membantunya ketika dirugikan oleh konsumen. Untuk melindungi kepentingan konsumen, pemerintah mengakui adanya lembaga swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) merupakan lembaga swadaya tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen. Lembaga ini berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan aktif memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta
2. Keluarga
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) keluarga adalah dua atau lebih orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama. Keluarga sering juga disebut unit rumah tangga. Unit rumah tangga ini memiliki beberapa jenis yaitu :
. Suami, istri, dan anak-anak disebut keluarga inti..Suami, istri, anak-anak dan kakek, nenek disebut keluarga terulur.
·        Ayah saja atau ibu saja dengan anak-anaknya
·        .Sepasang suami istri tanpa anak.
·        Pria atau wanita tidak menikah yang hidup ditempat tinggal tertentu.
·        fBeberapa keluarga hidup disatu rumah untuk alas an hemat.
(Prasetijo dan Ihalauw, 2004).
Anggota keluarga bisa dibilang yang memberikan pengaruh paling besar dalam keputusan konsumen. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dalam pengambilan keputusan. Seorang keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran, tergantung pada produk yang akan dibeli. Sumarwan (2002) mengemukakan beberapa peran dari anggota keluarga dalam pengambilan keputusan, yaitu :
·      Inisiator, seorang anggota keluarga yang memiliki ide untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk. Ia akan memberikan informasi kepada anggota keluarga lainnya untuk mempertimbangkan dan untuk memudahkan pengambilan keputusan.
·      Pemberi pengaruh, seorang anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk atau merek yang akan dibeli dan dikonsumsi. Ia diminta pendapatnya mengenai criteria dan atribut-atribut produk yang sebaiknya dibeli.
·      Penyaring informasi, seseorang anggota keluarga yang menyaring semua informasi yang masuk ke dalam keluarga tersebut.
·      Pengambil keputusan, seseorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah membeli suatu produk.
·      Pembeli, suatu anggota keluarga yang membeli produk, atau yang diberi tugas untuk melakukan pembelian produk.
·      Pengguna, seseorang anggota keluarga yang mengonsumsi suatu produk.
3. Harga
Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk mendapat manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa.
Penetapan harga (pricing) meliputi kebijaksanaan manajemen untuk menentukan jumlah uang yang akan dibebankan kepada para konsumen dan perantara bagi produk yang dihasilkan perusahaan. Kotler (2005) dalam Saputra (2008) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan kebijakan penetapan harga terdiri dari :
·        Memilih tujuan penetapan harga
·        Menentukan permintaan
·        Memperkirakan biaya
·        Menganalisa harga, biaya, dan tawaran pesaing
·        Memilih metode penetapan harga
·        Memilih harga akhir
Persepsi konsumen terhadap kualitas produk berubah-ubah seiring dengan perubahan yang terjadi pada harga. Semakin tinggi harga suatu produk semakin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsikan oleh konsumen. Konsumen memiliki persepsi seperti ini ketika mereka tidak memiliki petunjuk lain mengenai kualitas produk selain harga.
Tjiptono (2002) dalam Kartika (2008) mengemukakan harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dari harga yang membantu  para pembeli memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya; dan peranan informasi dari harga yang mendidik konsumen mengenai faktor produk-produk, seperti kualitas.
Selain beberapa hal di atas, dalam penentuan harga pun harus disesuaikan dengan harga yang berlaku dipasaran, kemampuan konsumen, dan harga dari pesaing itu sendiri (Isnandar 2002).
4. Produk
Menurut Kotler (1997) produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya obat, mobil), jasa (rumah sakit, salon), orang (artis, dokter), tempat (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia), dan gagasan (misalnya cara memasak yang praktis).
Produk yang akan dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu jenis usaha sangat perlu dijaga kualitasnya karena berpengaruh terhadap image (pandangan) konsumen tentang jenis usaha tersebut. Selain itu, variasi dan kelengkapan produk yang ditawarkan pun penting untuk mendapat perhatian pemasar khususnya pada apotek. Variasi dan kelengkapan produk di sini meliputi jenis produk (obat-obatan), jenis merek, jumlah, keseimbangan dengan produk lain yang berhubungan (produk pendukung kesehatan selain obat) dan lain sebagainya (Isnandar, 2002).
5. Lokasi
Lokasi merupakan tempat konsumen mendapatkan produk. Keputusan mengenai lokasi pendistribusian atau penjualan produk berkaitan dengan pertimbangan bagaimana penyerahan produk kepada pelanggan dan dimana hal itu akan berlangsung. Hal ini bertujuan agar produk selalu berada tepat pada sasaran.




6. Kebudayaan
Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku konsumen sama artinya dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen dapat juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih bermacam-macam produk di pasar

7. Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan istilah lapisan sosial, kelas sosial kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggotanya dalam setiap jenjangnya itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat ke  dalam kelas sosial pada umumnya menggunakan kekayaan,kekuasaan, kehormatan dan ilmu pengetahuan. Penggolongan masyarakat dalam kelas sosial dapat dikelompokkan dalam 3 golongan :

a) Golongan atas, yang termasuk kedalam golongan ini antara lain pengusaha kaya dan pejabat tinggi.
b) Golongan menengah, yang termasuk golongan ini antara lain karyawan instansi pemerintah, pengusaha menengah.
c) Golongan rendah, yang termasuk golongan ini yaitu pegawai rendah, pedagang kecil, buruh pabrik.

Kelas sosial memiliki beberapa ciri :
a) Orang yang berada dalam setiap kelas cenderung berperilaku serupa daripada orang yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda.
b) Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan kelas sosialnya.
c) Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan, pendapatan, kekayaan dan pendidikan.
d) Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lain.
e) Perilaku konsumen antar kelas sosial satu dengan yang lain sangat berbeda.














BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya faktor budaya, social, psikologis, dan faktor marketing strategy. Keterkaitan perusahaan/produsen sangatlah erat. Produsen memiliki ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan hasil yang menentukan strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu mengamati prilaku produsen.

















































Contoh Kasus Perilaku Konsumen

Analisis perilaku konsumen dalam pembelian suatu merek
telepon seluler.

Perkembangan telepon seluler telah bertambah pesat di mana telah banyak orang telah memerlukan produk ini, roduk ini menjadi produk yang sangat di perlukan menjadikan produk ini berkembang pesat di pasaran. Produk telepon seluler telah memasuki kehidupan masyarakat dan telah menjadi kebutuhan pokok. Bahkan telah menjangkau ke setiap lapisan masyarakat. Hal tersebut mendorong pengusaha yang bergerak di bidang telepon seluler untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk telepon seluler tersebut. Perkembangan tekhnologi menjadikan banyaknya perusahaan yang memproduksi bahkan perusahaan elektronik yang dulunya tidak memproduksi telpon seluler kini sudah memproduksi telepon seluler. Banyaknya merek yang tersedia di pasar menjadikan persaingan yang ada sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi telepon seluler.

Pembelian telepon seluler oleh konsumen di lakukan dengan terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebagian besar konsumen menyatakan bahwa mempermudah komunikasi merupakan motivasi atau alasan utama mereka dalam membeli telepon seluler. Manfaat utama yang di cari sebagian besar konsumen pada saat membeli telepon seluler adalah manfaat ( fungsional ) yaitu sebagai alat komunikasi mobile ( bergerak ) yang dapat di bawa kemana saja, setelah mengenali adanya kebutuhan akan telepon seluler, konsumen akan melakukan tahap pencarian informasi, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa sumber informasi utamanya adalah teman dan banyak di pengaruhi media cetak dan aspek yang paling di cari dari informasi itu adalah mengenai focus perhatian pada fitur yang tersedia dalam produk telepon seluler tersebut. Pada tahap evaluasi alternative yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian adalah harga lalu mengidentifikasi telepon seluler yang berkualitas adalah dengan melihat fitur yang ada. Setelah melakukan tahap evaluasi alternative, konsumen akan melakukan proses pembelian.

Dari tahap pembelian yang telah di lakukan oleh konsumen akhirnya sampai ke tahap evaluasi pascapembelian di mana konsumen akan mengevaluasi apakah hasil yang di peroleh dari pembelian tersebut memuaskan atau tidak. Dan perilaku konsumen tidak hanya berfokus pada atribut produk saja akan tetapi masih banyak  factor lainnya seperti segmen pasar yang di tuju, lokasi  atau factor budaya. Karena biasanya konsumen akan lebih memilih tempat pembelian yang menjual produknya dengan kualitas yang terjamin, adapun pembelian cara konsumen dalam memutuskan pembelian telepon seluler adalah terencana di mana mereka akan menyediakan waktu khusus untuk membeli telepon seluler tersebut.

Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu di lakukan dan di perbaharui. Untuk itu perusahaan penting untuk lebih mengenal konsumen dan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk telepon seluler. Hal ini di lakukan demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Oleh karenanya pemasar yang baik harus dapat memperhatikan hal ini, sebab dalam proses pembelian konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan terjadinya suatu transaksi pembelian. Konsumen secara kuat di pengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi, psikologis, faktor-faktor tersebut harus di perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung tujuan perusahaan yaitu menjual produknya kepada consume











DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-mtaufiqhid-463-3-bab2.pdf
http://jackultras.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-eksternal-konsumen_15.html
http://taniajunianti.blogspot.co.id/2014/01/tugas-makalah-perilaku-konsumen.html
http://mirnawati27.blogspot.co.id/2012/11/perilaku-konsumen-dan-contoh-kasus.html








ii