MAKALAH PERILAKU KONSUMEN
TENTANG
Pengaruh
Faktor Eksternal Terhadap Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu
![]() |
Kelompok
6
4 A-11
Oleh
NAMA
|
NPM
|
Awang Cheisa
Putra P
|
15130210673
|
Handy Rohmad H
|
15130210706
|
Putri Ragil
Prihatiningtyas S
|
15130210698
|
Septi Purnaning Putri
W
|
15130210713
|
|
|
JURUSAN
MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
ISLAM KADIRI
KEDIRI
2017
Jl.
Sersan sudarmaji 38 kediri 64128 Telp .(0354)684651-683243 Fax (0354)684651
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Study “pengaruh faktor esternal terhadap perilaku konsumen ” kami susun
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika Bisnis Kami menyadari, makalah yang kami
susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat
kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, kami berusaha dengan
sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga kami
tidak luput dari segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah
ini.Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami haturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen pembimbing yang telah membimbing
dan studi membagi ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini. Tak lupa juga kami ucapakan terima kasih kepada rekan-rekan
seperjuangan dan semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.Untuk
menyempurnakan makalah ini, kami dengan senang
hati akan menerima kritik dansaran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapatmenyempurnakan makalah ini dan kami
dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi kami dan
umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.
Kediri,
03 Mei 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...................................................................................................................
Daftar
Isi
............................................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3
Tujuan Makalah ............................................................................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.2 Pengertian Perilaku Konsumen........................................................................................ 3
2..3 Faktor Eksternal Yang
Mempengaruhi perilaku konsumen....……………………… 3
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan .......................................................................................................................... 8
3.2 contoh kasus........................................................................................................................ 9
Daftar pustaka............................................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat, ditandai dengan
tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut
menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan
hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta berusaha
memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi perusahaan pesaing. Seorang
pemasar dituntut mampu menciptakan strategi pemasaran yang tepat dalam rangka
persaingannya dengan perusahaan lain. Pemasar juga harus menciptakan produk
yang mampu mengkarakteristikkan diri agar konsumen mengenal
produk-produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut. Untuk mengantarkan
identitas perusahaan agar mudah dikenal konsumen, merek menjadi hal yang
sangat penting.
Dalam mengenal Produsen kita perlu mempelajari prilaku
produsen sebagai perwujudan dari seluruh aktivitas jiwa manusia itu
sendiri. Suatu metode didefinisikan sebagai suatu wakil realitias yang di
sederhanakan. Model perilaku produsen dapat didefinisikan sebagai suatu sekema
atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan
aktiviras-aktiviras produsen. Model perilaku produsen dapat pula di artikan
sebagai kerangka kerja atau suatu yang mewakili apa yang di yakinkan Produsen
dalam mengambil keputusan menjual dan mencari keuntungan
Adapun
yang mempengaruhi factor-faktor perilaku produsen yaitu :
Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat
sosial, kelompok anutan dan keluarga. Sedangkan kekuatan
pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan
keyakinan. Sedangkan tujuan dan fungsi modal perilaku produsen sangat
bermanfaat dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai
perilaku produsen.
Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.
Menganalisis perilaku produsen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli
pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga dalam memasarkan suatu produk yang
membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya. Pemahaman akan perilaku
konsumen adalah tugas penting bagi para produsen. Para pemasar mencoba memahami
perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih
besar kepada konsumen sampai tingkat yang lebih tinggi masih ada. Beberapa
produsen masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak
berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan
utama yang besar.
. Tanpa dukungan mereka, suatu bisnis tidak bisa eksis.
Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak
hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu biasanya mereka hanya bisa
membuat rekomendasi dari teman dan relasinya.
Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang
berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan dengan pertimbangan yang matang.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Apa manfaat dan tujuan yang diperoleh perusahaan/produsen
dalam memperhatikan perilaku konsumen?
Ø Apa pengertian dari perilaku konsumen dan faktor eksternal
yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ø
Masalah apa saja yang dihadapi dalam melakukan Analisis
Perilaku Konsumen?
1.3 Tujuan Pembahasan
Ø Untuk mengetahui manfaat dan tujuan yang diperoleh
perusahaan/produsen dalam memperhatikan perilaku konsumen.
Ø Untuk mengetahui arti dari perilaku konsumen dan faktor
eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen.
Ø Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering dihadapi dalam
melakukan Analisis Perilaku Konsumen.
1.4 Manfaat
Penulisan
Ø Hasil penulisan makalah ini
dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi perusahaan guna untuk
meningkatkan jumlah penjualan produk mereka.
Ø Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pemahaman penulis tentang alasan perusahaan/produsen perlu
memahami perilaku konsumen dan hal-hal apa yang perlu diperhatikan
produsen/perusahaan dalam memperhatikan perilaku konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan suatu ilmu
yang mencoba mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan
untuk membeli produk tertentu. Suatu dorongan yang menyebabkan seseorang mengambil
keputusan dalam membeli jasa atau barang adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya.
Kegiatan konsumen dalam mendapatkan dan menggunakan suatu produk merupakan perilaku
konsumen. Perilaku konsumen menurut Swasta & Handoko (2000) didefinisikan sebagai
berikut : perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
yang terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan atau aktifitas yang dilakukan individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan menggunakan barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Mempelajari perilaku konsumen tidak cukup hanya mempelajari mengenai apa yang dibeli,
tetapi juga dimana (where), bagaimana kebiasaannya (how often), dan
dalam kondisi macam apa (under what condition) produk tersebut dibeli.
2.2 Faktor-Faktor Eksternal yang
mempengaruhi perilaku Konsumen
Prasetijo dan Ihalauw (2004) mengemukakan ada 2 (dua) faktor
yang umumnya mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu hal-hal yang melekat pada diri
individu itu sendiri seperti kebutuhan dan motivasi, kepribadian, psikografik, persepsi,
pembelajaran, sikap dan kepercayaan. Sedangkan faktor ektsernal berasal dari lingkungan
sosial konsumen itu sendiri seperti keluarga, dan kelompok acuan; serta pengaruh
pemasaran (produk, harga, distribusi, promosi). Berikut ini akan diuraikan variabel-variabel yang
menjadi pokok perhatian peneliti yaitu kelompok acuan konsumen, keluarga konsumen,
harga, produk, dan distribusi (tempat).
1. Kelompok Acuan
Kelompok merupakan kumpulan dari dua atau lebih orang yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pandangan pemasaran, masing-masing
kelompok di mana konsumen menjadi anggotanya akan mempengaruhi perilaku pembelian
dari konsumen tersebut (Sumarwan, 2002).
Menurut Salomon (1999) dalam Prasetijo dan Ihalauw (2004)
kelompok acuan (reference group) adalah
individu atau sekelompok orang yang dianggap memiliki relevansi yang signifikan
pada seseorang dalam hal mengevaluasi, memberikan inspirasi, atau dalam perilaku
konsumen. Sementara itu, Mangkunegara (2002) mendefinisikan kelompok acuan sebagai
sekelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku konsumen.
Namun, perilaku konsumen tidak hanya dipengaruhi kelompoknya tapi juga lewat kelompok
lain tanpa perlu menjadi anggota kelompok itu, seperti para remaja sering meniru
gaya rambut kelompok orang yang menjadi idolanya.
Kelompok acuan sering dibedakan ke dalam formal dan informal,
primer dan sekunder, kelompok aspirasi dan disasosiasi. Secara umum ada tiga pengaruh
yang diberikan kelompok acuan yaitu pengaruh normatif, pengaruh ekspresi nilai,
dan pengaruh informasi. Pengaruh normatif
adalah pengaruh kelompok acuan terhadap seseorang melalui norma-norma sosial yang
harus dipatuhi dan diikuti. Kelompok acuan juga akan mempengaruhi seseorang melalui
fungsinya sebagai pembawa ekspresi nilai. Kelompok acuan akan mempengaruhi piliihan
produk atau merek dari seorang konsumen karena kelompok acuan tersebut sangat dipercaya
sarannya karena ia memiliki pengetahuan dan informasi yang lebih baik (Sumarwan,
2002).
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) dalam Sumarwan (2002)
ada beberapa konsumen yang berkaitan erat dengan konsumen, yaitu :
a. Kelompok Persahabatan (Friendship Groups)
Konsumen membutuhkan teman dan sahabat sesamanya. Memiliki teman atau sahabat
merupakan naluri dn uari konsumen sebagai makhluk sosial. Teman dan sahabat bagi
konsumen akan memenuhi beberapa kebutuhan konsumen, seperti kebutuhan rasa aman,
kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika
konsumen merasa enggan untuk membicarakan dengan orang tua atau saudara kandung.
Pendapat dan kesukaan teman seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen
dalam memilih dan membeli produk dan merek. Semakin erat persahabatan terjalin dalam
hal ini semakin besar kepercayaan sesorang terhadap sahabatnya, semakin besar pengaruhnya
terhadap pengambilan keputusan.
b. Kelompok Belanja (Shopping Group)
Kelompok belanja adalah dua atau lebih orang konsumen yang berbelanja bersama
pada waktu yang sama. Kelompok belanja bisa merupakan kelompok persahabatan atau
keluarga, namun bisa juga orang lain yang bertemu di toko untuk membeli produk yang
sama. Konsumen secara tidak sengaja akan bertanya kepada konsumen yang baru dikenalnya
mengenai produk atau jasa yang akan dibeli. Jika beruntung, konsumen tersebut mungkin
memberikan banyak informasi mengenai produk dan merek. Informasi ini menjadi masukan
penting bagi konsumen dalam mengurangi rasa kuatir akan risiko salah dalam membeli
produk.
c. Kelompok Kerja (Work Group)
Konsumen yang telah bekerja akan berinteraksi dengan teman-teman sekerjanya
baik dalam tim kecil maupun teman kerja lainnya dari bagian lain. Interaksi yang
sering dan intensif memungkinkan teman-teman sebagai kelompok kerja mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk atau jasa serta pemilihan merek.
d. Kelompok atau Masyarakat Maya (Virtual Groups or Communities)
Perkembangan teknologi dan informasi khususnya computer dan internet telah melahirkan
suatu kelompok atau masyarkat baru yang disebut kelompok atau masyarakat maya, yang
tidak dibatasi oleh wilayah dan waktu. Melalui internet, e-mail, dan jejaring sosial, seorang konsumen memiliki akses yang luas
untuk mencari masyarakat maya yang sesuai kebutuhannya kemudian bergabung dengan
masyarakat tersebut. Konsumen yang menjadi anggota kelompok maya akan sering mengakses
informasi untuk mengambil keputusan pembelian dan pemilihan produk. Masyarakat maya
memberikan pengaruh yang besar terhadap keputusan konsumen.
e. Kelompok Pegiat Konsumen (Consumer Action Groups)
Konsumen yang kecewa dengan pembelian produk atau jasa memerlukan kelompok yang
akan membantunya ketika dirugikan oleh konsumen. Untuk melindungi kepentingan konsumen,
pemerintah mengakui adanya lembaga swadaya masyarakat yang diharapkan aktif dalam
mewujudkan perlindungan konsumen. Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) merupakan
lembaga swadaya tertua di Indonesia yang telah aktif melindungi kepentingan konsumen.
Lembaga ini berperan penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen, bahkan aktif
memberikan masukan kepada lembaga pemerintah maupun swasta
2. Keluarga
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) keluarga adalah dua
atau lebih orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal
bersama-sama. Keluarga sering juga disebut unit rumah tangga. Unit rumah tangga
ini memiliki beberapa jenis yaitu :
. Suami, istri, dan anak-anak disebut keluarga inti..Suami,
istri, anak-anak dan kakek, nenek disebut keluarga terulur.
·
Ayah saja atau ibu saja dengan anak-anaknya
·
.Sepasang suami istri tanpa anak.
·
Pria atau wanita tidak menikah yang hidup ditempat tinggal
tertentu.
·
fBeberapa keluarga hidup disatu rumah untuk alas an hemat.
(Prasetijo dan Ihalauw, 2004).
Anggota keluarga bisa dibilang yang memberikan pengaruh paling besar dalam keputusan
konsumen. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dalam pengambilan keputusan.
Seorang keluarga mungkin memiliki lebih dari satu peran, tergantung pada produk
yang akan dibeli. Sumarwan (2002) mengemukakan beberapa peran dari anggota keluarga
dalam pengambilan keputusan, yaitu :
· Inisiator, seorang
anggota keluarga yang memiliki ide untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.
Ia akan memberikan informasi kepada anggota keluarga lainnya untuk mempertimbangkan
dan untuk memudahkan pengambilan keputusan.
· Pemberi pengaruh,
seorang anggota keluarga yang selalu diminta pendapatnya mengenai suatu produk atau
merek yang akan dibeli dan dikonsumsi. Ia diminta pendapatnya mengenai criteria
dan atribut-atribut produk yang sebaiknya dibeli.
· Penyaring informasi,
seseorang anggota keluarga yang menyaring semua informasi yang masuk ke dalam keluarga
tersebut.
· Pengambil keputusan,
seseorang anggota keluarga yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah membeli
suatu produk.
· Pembeli, suatu
anggota keluarga yang membeli produk, atau yang diberi tugas untuk melakukan pembelian
produk.
·
Pengguna, seseorang anggota keluarga yang mengonsumsi suatu
produk.
3. Harga
Kotler (1997) mendefinisikan harga sebagai sejumlah uang
yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk
mendapat manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa.
Penetapan harga (pricing)
meliputi kebijaksanaan manajemen untuk menentukan jumlah uang yang akan dibebankan
kepada para konsumen dan perantara bagi produk yang dihasilkan perusahaan. Kotler
(2005) dalam Saputra (2008) mengemukakan faktor-faktor yang menentukan kebijakan
penetapan harga terdiri dari :
·
Memilih tujuan penetapan harga
·
Menentukan permintaan
·
Memperkirakan biaya
·
Menganalisa harga, biaya, dan tawaran pesaing
·
Memilih metode penetapan harga
·
Memilih harga akhir
Persepsi konsumen terhadap kualitas produk berubah-ubah
seiring dengan perubahan yang terjadi pada harga. Semakin tinggi harga suatu produk
semakin tinggi pula kualitas produk yang dipersepsikan oleh konsumen. Konsumen memiliki
persepsi seperti ini ketika mereka tidak memiliki petunjuk lain mengenai kualitas
produk selain harga.
Tjiptono (2002) dalam Kartika (2008) mengemukakan harga
memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan
alokasi dari harga yang membantu para pembeli
memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya;
dan peranan informasi dari harga yang mendidik konsumen mengenai faktor produk-produk,
seperti kualitas.
Selain beberapa hal di atas, dalam penentuan harga pun
harus disesuaikan dengan harga yang berlaku dipasaran, kemampuan konsumen, dan harga
dari pesaing itu sendiri (Isnandar 2002).
4. Produk
Menurut Kotler (1997) produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Produk yang dipasarkan
meliputi barang fisik (misalnya obat, mobil), jasa (rumah sakit, salon), orang (artis,
dokter), tempat (misalnya tempat wisata), organisasi (misalnya Yayasan Jantung Indonesia),
dan gagasan (misalnya cara memasak yang praktis).
Produk yang akan dikembangkan dan dipasarkan oleh suatu
jenis usaha sangat perlu dijaga kualitasnya karena berpengaruh terhadap image (pandangan)
konsumen tentang jenis usaha tersebut. Selain itu, variasi dan kelengkapan produk
yang ditawarkan pun penting untuk mendapat perhatian pemasar khususnya pada apotek.
Variasi dan kelengkapan produk di sini meliputi jenis produk (obat-obatan), jenis
merek, jumlah, keseimbangan dengan produk lain yang berhubungan (produk pendukung
kesehatan selain obat) dan lain sebagainya (Isnandar, 2002).
5. Lokasi
Lokasi merupakan tempat konsumen mendapatkan produk. Keputusan
mengenai lokasi pendistribusian atau penjualan produk berkaitan dengan pertimbangan
bagaimana penyerahan produk kepada pelanggan dan dimana hal itu akan berlangsung.
Hal ini bertujuan agar produk selalu berada tepat pada sasaran.
6. Kebudayaan
Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu keinginan dan
perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku konsumen sama artinya
dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen dapat juga ditentukan
oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih
bermacam-macam produk di pasar
7. Kelas Sosial
Pengertian kelas sosial dalam hal ini adalah sama dengan istilah lapisan sosial,
kelas sosial kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,
yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggotanya dalam setiap jenjangnya
itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.
Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam kelas sosial pada umumnya menggunakan kekayaan,kekuasaan,
kehormatan dan ilmu pengetahuan. Penggolongan masyarakat dalam kelas sosial dapat
dikelompokkan dalam 3 golongan :
a) Golongan atas, yang termasuk kedalam golongan ini antara lain pengusaha kaya
dan pejabat tinggi.
b) Golongan menengah, yang termasuk golongan ini antara lain karyawan instansi
pemerintah, pengusaha menengah.
c) Golongan rendah, yang termasuk golongan ini yaitu pegawai rendah, pedagang
kecil, buruh pabrik.
Kelas sosial memiliki beberapa ciri :
a) Orang yang berada dalam setiap kelas cenderung berperilaku serupa daripada
orang yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda.
b) Seseorang dipandang mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggi sesuai dengan
kelas sosialnya.
c) Kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,
pendapatan, kekayaan dan pendidikan.
d) Seseorang mampu berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial yang lain.
e) Perilaku konsumen antar kelas sosial satu dengan yang lain sangat berbeda.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya ini
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen,
diantaranya faktor budaya, social, psikologis, dan faktor marketing strategy.
Keterkaitan perusahaan/produsen sangatlah erat. Produsen memiliki
ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang mempengaruhi efektifitas
penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku konsumen akan memberikan
hasil yang menentukan strategi pemasaran. Inilah alasan mengapa produsen perlu
mengamati prilaku produsen.
Contoh Kasus Perilaku Konsumen
Analisis perilaku konsumen dalam pembelian
suatu merek
telepon seluler.
Perkembangan telepon seluler telah bertambah pesat di mana
telah banyak orang telah memerlukan produk ini, roduk ini menjadi produk yang
sangat di perlukan menjadikan produk ini berkembang pesat di pasaran. Produk
telepon seluler telah memasuki kehidupan masyarakat dan telah menjadi kebutuhan
pokok. Bahkan telah menjangkau ke setiap lapisan masyarakat. Hal tersebut
mendorong pengusaha yang bergerak di bidang telepon seluler untuk dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen akan produk telepon seluler tersebut.
Perkembangan tekhnologi menjadikan banyaknya perusahaan yang memproduksi bahkan
perusahaan elektronik yang dulunya tidak memproduksi telpon seluler kini sudah
memproduksi telepon seluler. Banyaknya merek yang tersedia di pasar menjadikan
persaingan yang ada sangat ketat di antara perusahaan-perusahaan yang
memproduksi telepon seluler.
Pembelian telepon
seluler oleh konsumen di lakukan dengan terlebih dahulu melalui tahap-tahap
dalam proses keputusan pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebagian
besar konsumen menyatakan bahwa mempermudah komunikasi merupakan motivasi atau
alasan utama mereka dalam membeli telepon seluler. Manfaat utama yang di cari
sebagian besar konsumen pada saat membeli telepon seluler adalah manfaat (
fungsional ) yaitu sebagai alat komunikasi mobile ( bergerak ) yang dapat di
bawa kemana saja, setelah mengenali adanya kebutuhan akan telepon seluler,
konsumen akan melakukan tahap pencarian informasi, sebagian besar konsumen
menyatakan bahwa sumber informasi utamanya adalah teman dan banyak di pengaruhi
media cetak dan aspek yang paling di cari dari informasi itu adalah mengenai
focus perhatian pada fitur yang tersedia dalam produk telepon seluler tersebut.
Pada tahap evaluasi alternative yang menjadi pertimbangan konsumen untuk
melakukan pembelian adalah harga lalu mengidentifikasi telepon seluler yang
berkualitas adalah dengan melihat fitur yang ada. Setelah melakukan tahap
evaluasi alternative, konsumen akan melakukan proses pembelian.
Dari tahap
pembelian yang telah di lakukan oleh konsumen akhirnya sampai ke tahap evaluasi
pascapembelian di mana konsumen akan mengevaluasi apakah hasil yang di peroleh
dari pembelian tersebut memuaskan atau tidak. Dan perilaku konsumen tidak hanya
berfokus pada atribut produk saja akan tetapi masih banyak factor
lainnya seperti segmen pasar yang di tuju, lokasi atau factor
budaya. Karena biasanya konsumen akan lebih memilih tempat pembelian yang
menjual produknya dengan kualitas yang terjamin, adapun pembelian cara konsumen
dalam memutuskan pembelian telepon seluler adalah terencana di mana mereka akan
menyediakan waktu khusus untuk membeli telepon seluler tersebut.
Usaha untuk merebut segmen pasar harus selalu di lakukan dan
di perbaharui. Untuk itu perusahaan penting untuk lebih mengenal konsumen dan
berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk telepon
seluler. Hal ini di lakukan demi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Oleh karenanya pemasar yang baik harus dapat memperhatikan hal ini, sebab dalam
proses pembelian konsumen mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan
terjadinya suatu transaksi pembelian. Konsumen secara kuat di pengaruhi oleh
faktor budaya, social, pribadi, psikologis, faktor-faktor tersebut harus di
perhitungkan oleh pemasar dalam mendukung tujuan perusahaan yaitu menjual
produknya kepada consume
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-mtaufiqhid-463-3-bab2.pdf
http://jackultras.blogspot.co.id/2012/08/faktor-faktor-eksternal-konsumen_15.html
http://taniajunianti.blogspot.co.id/2014/01/tugas-makalah-perilaku-konsumen.html
http://mirnawati27.blogspot.co.id/2012/11/perilaku-konsumen-dan-contoh-kasus.html
ii